100 Puisi Tentang Ibu Terbaik Sepanjang Masa dan Sangat Mengharukan

puisi tentang ibu

Masdejay.com - Puisi Tentang Ibu | Ibu merupakan seseorang yang memiliki peran penting bagi kehidupan kita. Ibu memiliki peran yang sangat besar bagi anaknya, mulai dari mengurusnya hingga besar, memberikan kasih sayang dan memberikan yang terbaik untuk keluarganya.

Selain itu, dahulu seorang ibu juga pernah mengandung kita selama 9 bulan dan dengan susah payahnya ia melakukan aktivitas yang ada. Oleh karena itu kita diwajibkan untuk menghargai dan menyayangi ibu.

Dalam setiap agama juga kita dilarang untuk melawan ibu, karena ibu adalah sosok yang disayang oleh Tuhan. Anda bisa membuat ibu menjadi bahagia dengan hal yang sederhana, contoh memberikan sebuah puisi untuknya.

Walaupun hanya berupa kata-kata, puisi bisa meluluhkan hati seorang ibu. Oleh karena itu jika ingin membuat ibu Anda bahagia dengan hal yang sederhana, cukup buatkanlah puisi untuknya.

Pada artikel ini saya akan memberikan kumpulan puisi tentang ibu yang sangat mengharukan dan terbaik sepanjang masa. Lalu, apa saja puisi tersebut? Baca sampai selesai.

Puisi Tentang Ibu

Setetes Air Mata

Setetes air mata seorang ibu
gejola hati yang seakan akan ingin menjerit
air mata terus mengair
membasahi kedua pipinya
yang sangat lembut

Dimalam yang sunyi gelap gurita
kedinginan yang merada ditubuhnya
hati yang terluka terhanyut dalam kesedihan
seorang ibu terus
meneteskan air mata
dan ia mulai bertanya

kepada seorang anak
ia mulai mengucapkan
kata kata dengan lisan
mulutnya seakan akan ingin marah
penderitaan yang dirasakan

Ia mulai berbaring
dan meneskan air mata
apa yang ia rasakan
dan mulai merenung dan diam
tanpa kata kata

Puisi dari: Hanim Fatmawati, Madiun

(Baca juga: 99+ Kata-kata Motivasi Hidup)

Jerit Batinku, Bu

Kesalku, marahku, tangisku
Seakan tak terdengar
Tak terjamah.
Seolah – olah itu bukan hal penting dan patut dipahami
Pendapatku ?

Jangan tanya bahkan sama saja tak terdengarnya.
Tak akan dimengerti oleh ibuku.
Aku selalu bertanya kepada semesta
Mengapa aku memiliki ibu seperti ini ?
Apakah benar dia ibu yang terbaik bagiku ?

Bagiku dia sangat menyebalkan.
Tidak mau introspeksi diri.
Tidak suka dikritik, bahkan selalu merasa benar.
Seakan-akan semua anak remaja di dunia ini itu selalu salah.
Selalu tidak pintar.
Kau kerap kali bandingkan ku dengan anak tetangga, yang jauh lebih pintar
Jauh lebih – lebih diatasku.

Darahku kerap kali mendidih ketika aku dibandingkan dan tidak pernah dipuji.
Kau anggap anakmu ini tak punya hati apa ?
Kau pikir hati anakmu ini terbuat dari batu akik apa ?
Sakit bu. Sakit.

Terus saja kau goreskan lara dalam batinku ini.
Tak lelahkah mulutmu berucap demikian ?
Aku lelah bu. Aku lelah mendengar hujatanmu.
Aku lelah mendengar semua perkataan pedas tanpa perasaanmu padaku.
Lebih baik aku tuli.

Daripada aku selalu saja mendengar omelan dan akan menggoreskan lara yang sama pedihnya.

Salahkah aku berpikir demikian ?
Jahatkah aku ?
Dosakah semua perasaan lara ini ?
Lagi – lagi aku tak tahu apa jawaban pastinya.
Saat ini aku hanya percaya semesta.
Karena semesta hanya diam dan menyaksikan
Tanpa pernah memihak para manusia-manusia malang.

Puisi dari: Siti Junewati

Samudra Kasih Bunda

Ibu selalu memberi, memberi, memberi
Sedari kita kecil hingga dewasa
sampai dia pun tutup usia

Kasih sayangnya pancaran kasih sayang Tuhan
Tulis ikhlasnya pancaran tulus ikhlas Tuhan
Dia samudra amat dalam dan langit luas kehidupan

Dia seindah kerajaan burung-burung dan terumbu karang istana ikan
Yang menjajikan kedamaian dan hidup bahagia
Dia benteng pelindung atas bencana menimpa
Meski tubuhnya sendiri renta

Ibulah cahaya-cahaya di kegelapan
Pandu penunjuk jalan lurus
Karena hati dan cintanya yang tulus
Pengorbananmu, Buda, iklas sumbangsihmu
Teladan bagi banyak hal yang bernama baik
Dengan akhlak dan cantik

Dari rahimu kan lahir anak-anak salih-salihah
Di telapak kakimu tergelar surga
Karena selalu kau jaga langkahnya

Di hadapan ibu yang mulia
Terkaparlah anak-anak durhaka
Ialah mereka yang mengingkari dan mengkhianati
Tulus mendalam kasih sayangmu

Yang lalai dan lupa karena tipu daya dunia
Maka samudra ampunmu, Buda, kumohonkan sepenuh kalbu
Jika kami pernah bersalah, berdosa
Seringnya mengecewakan dan menyesakkan nafasmu

Adapun doa restumu, Bunda, panjatkan dan limpahkanlah
Untuk putra-putri yang mendambakanmu
Sebelum kami berangkat mengayun langkah
Membuka lahan-lahan kehidupan.

Puisi dari: mypurohith.com

Tangisan Air Mata Bunda

Dalam senyummu kau sembunyikan lelahmu
Derita siang dan malam menimpamu
tak sedetik pun menghentikan caramu
Untuk bisa memberi harapan baru bagiku

Seonggok cacian selalu menghampirimu
secerah hinaan tak perduli bagimu
selalu kau teruskan cara untuk masa depanku
mencari harapan baru kembali bagi anakmu

Bukan setumpuk Emas yang kau menginginkan di dalam kesuksesanku
bukan gulungan duit yang kau minta di dalam kesuksesanku
bukan juga sebatang perunggu di dalam kemenanganku
tapi permohonan hatimu membahagiakan aku

Dan yang selalu kau berkata terhadapku
Aku menyayangimu saat ini dan pas aku tak kembali bersama denganmu
aku menyayangimu anakku bersama dengan ketulusan hati ku.

Puisi dari: Monika Sebentina

Citra Keagungan Lambang Kasih Suci

Ibu oh Ibu, engkaulah
Citra keagungan dan ketulusan hati
Dalam mengasihi dan menyayangi
Maka bersama doa restumu, kami melangkah
Menempuh perjalanan, menyibak rintangan,
Menembus badai topan
Menyongsong matahari harapan
Menjadi manusia melia yang keberadaanya
Membawa manfaat dan untaian makna

Ibu oh Ibu, lambang kasih suci
Di keteduhanmu kami menikmati nuansa firdausi
Bersama ayah, adik, dan kaka yang saling menyayangi
Mewujudkan keluarga bahagia, dan dari sinilah
Kami berangkat menuju medan juang dan berkiprah
Dalam studi, berkarya, beribadah
Merajut jati diri beradab berbudaya

Ibu oh Ibu, engkau jualah
Nurani kemanusiaan penuh pengabdian
Teladan dalam keikhlasan dan perjuangan
Menjadi insan bermartabat

Ibu mengambil peran dalam kancah di masyarakat
Setia membersamai suami dan kami
Menyemangati dalam meraih prestasi
Penuh sikap peduli dan rasa simpati

Ibu oh Ibu,
Kepadamu kami berbakti
Bersamamu saling menyayang dan mengasihi
Saling memuliakan dan menghormati
Menerjemahkan ajaran Illahi.

Puisi dari: mypurohith.com

Bidadari Dunia

Dia…

Adalah insan yang diidamkan kaum lawan
Adalah insan yang dihormati kaum alim
Adalah insan yang dirindui kaum bercahaya
Tanpanya…
Kau takkan mudah meraih yang kau pinta
Kau takkan mudah tangguh dalam berjuang
Kau kan mudah merasa lelah

Ingin sekali ku indahkan namanya
Ingin sekali u indahkan derajatnya
Ingin sekali ku persembahkan hadiah untuknya
Namun apa daya, aku hanya seorang lemah

Cintanya menghapus semua duka
Cintanya menghapus semua lelah
Cintanya membunuh semua kalah
Cintanya membuat diriku perkasa

Dia…
Akankah kucapai apa yang diimpikan?
Akankah kubahagiakan dengan hatinya?

Apakah aku akan terdiam dengan lemah?
Tidak! sekali lagi tidak! karena ku yakin
Ku dapat menaikkan derajatnya
Ku dapat menarik kedua tepi bibirnya dengan hati lapang
Ku dapat membawanya ke Surga

Namun, siapakah dia?
Mengapa dia sungguh digila-gilakan?

Biarku perindah
Biaarku camkan
Biarlah kuucapkan
Daialah… Bidadari Dunia

Puisi dari: Faris DN

Dia

Cahaya bersinar selalu terlihat diwajahnya
Kesabarannya bagaikan lautan yang luas
Pengertiannya bagaikan sosok sahabat
Ketulusannya tanpa pamrih

Dia, orang yang selalu membuatku nyaman
Dia, orang yang selalu menemaniku
Dia, orang yang takkan pernah mengeluh karena kenakalanku
Dia, orang yang tak pernah letih merawatku

Tuhan, aku sangat menyayangi dia
Tuhan, aku sangat mencintai dia
Kekuatan cinta kasihnya begitu besar
Hingga di saat ku jatuh hanya dia yang bisa menguatkanku

Dia sudah banyak berkorban
Dia begitu kuat dan tegar
Dia yang telah meneteskan banyak darah untuk hidupku
Dia menuntunku hingga saat ini dengan cahaya kasihnya

Tuhan, aku menyesal membuatnya selalu bersedih
Tuhan, aku salah untuk saat ini membuatnya menangis
Tuhan, aku selalu berdoa untuk dia
Tuhan, maafkan aku selalu membuat dia kecewa

Ya Tuhan, dia adalah ibuku
Berikanlah kesehatan selalu untuk ibuku
Berikanlah waktu untuk ibuku, aku ingin dia selalu berada di sampingku
Biarkanlah aku tumbuh, aku ingin membahagiakan ibuku

Puisi dari: Fransisca Melani

(Baca juga: 99+ Kata-kata Motivasi Cinta)

Muara Kasih

Kaulah muara kasihku..
Tempat ku berkeluh kesah, mencurahkan isi hatiku

Kau tempatku mengadu tatkala aku ketakutan
Kau bak sutra yang indah nan lembut
Membelaiku penuh cinta dan kasih

Kaulah pahlawan ku..
Menjagaku tanpa letih hingga ku terlelap
Lindungi aku tanpa henti entah siang ataupun malam

Bersamamu aku merasa damai
Kau dekap aku dengan ketulusan
Memelukku dengan sinar kasihmu
Membalut luka dan ketakutanku
Tak ada tempat sebaikmu..

Tiada makhluk semulia hatimu
Kau takkan terganti meski waktu berhenti berputar
Takkan pula luntur meski waktu dimakan zaman
Kaulah muara kasih terindah..

Cinta kasihmu takkan lekang oleh waktu
Meski bibir ku tak mampu beruncap

Percayalah Bunda..

Sarangheo, aku menyayangimu selalu
Sekarang, esok dan selamanya

Puisi dari: Ida Ayu Sri Widiyartini

Surat Kecil untuk Ibu

Jikalau waktu ku tak dapat bahagiakan mu
tak perlu resah dan gelisah

Anak-anakmu selalu mendoakan mu
waktu ku yang tak lagi panjang

Akan sirna ditelan lapuknya usia
tubuhmu yang renta masih sanggup menopang ku

Kan ku genggam erat jari-jemari mu
sampai jantung ku berhenti berdetak

Maafkan ku yang pergi lebih dulu
diriku tak lagi sanggup menopang berat tubuh ku

Hingga detik- detik kepergianku
nafas yang telah berhenti

Jangan menangis ibu..
ku tak sanggup melihat tetesan air matamu

Terjatuh membanjiri jasadku
ku tunggu ibu di surga-Nya

Kan ku pinta agar ibu mendampingiku
disertakan kebahagiakan tiada tara

Cinta kasih dan doa mu selalu menyertaiku

Puisi dari: Diyan Fitrianti, Jakarta

Rindu Kasih Sayang

Kau ajarkan Aku bermimpi
dan berbuat
Kau ajarkan Aku jadi yang
terbaik
Petuah nasihat, perintahmu
Teringat kental dalam
memori

Hingga sekarang ku beranjak
dewasa
Aku rindu kasih sayang itu
ayah

Puisi dari: Senja Putra

Kasih Ibu

Kasihmu tiada tara
Kasihmu tiada dua
Kasihmu tiada purna
Kasihmu tiada sirna

Aku adalah aku
Aku adalah kesekian anakmu
Aku adalah orang yang mencintaimu
Aku adalah laksana bagimu

Ibu terimakasih
Aku tenang
Akan kasih sayangmu
Akan rindumu

Sekarang aku semakin tenang
Kasih ibu memang istimewa
Rinduku padamu jumawa
Aku sayang padamu, ibuku

Puisi dari: learnsejarah.com

Bunda

Sarat rasa cinta dengan tulus diberinya
Tiada dengan tidak makna di tiap ucap kata
Usap kasih s’lalu, gumam kecil pun t’rus berlagu

Sesaat terlupa
Lepas dari sadar kita
Balas tidak diminta
Cukup bentuk jiwa mulia
Ajar sikap terarah, lenyap topang siap direngkuh
Lenyap perasaan gundah, hadirkan suasana teduh

Sesaat terlupa
Lepas dari sadar kita
Balas tidak diminta
Bentuk jiwa bijaksana
Banyak lencana pantas tertuju untuknya
Setiap manusia yang dilahirkan ingat lekatlah budi luhurnya.

Puisi dari: Ari Burhani

Jiwa Terindah

Terlihat senyum tulusmu
Terasa doamu yang tidak pernah henti
Tercipta kasih sayang tulusmu
Tak akan tergantikan

Wahai kau perempuan terhebat
Kaulah segalanya untukku
Di saat ku bahagia
Air mata kebahagiaan terpancar bersinar
Di saat ku sedih
Air mata doamu tiada pernah berhenti

Tiada pernah mengeluh
Tiada pernah kecewa
Tiada pernah lelah
Jiwamu sungguh indah
Akan senantiasa ku ingat
Cerita ini akan senantiasa ku kenang
Engkau senantiasa ku doakan selama hidupku
wahai kau perempuan terhebat, IBU

Puisi dari: learnesiaku.blogspot.com

Hari Ibu

Oh ibu, ku dapatkan indahnya dunia ini karena jasamu
Ku mengenal hakekat hidup itu karena didikanmu
Ku tahu rasanya sayang karena berkat kasih sayangmu

Anakmu yang dulu engkau gendong, sekarang telah menjadi dewasa
Anakmu yang dulu nangis di pangkuanmu, sekarang berdiri gagah dihadapanmu
Anakmu yang dulu buta aksara, sekarang lincah dalam berkata

Seiring waktu, semua dihadapanku berubah
Dunia, diriku dan yang ada di genggamanku
Tapi tahukah ibu, apa yang tidak berupah?
Yang tidak berubah adalah sosokmu didalam hati

Puisi dari: dosendigital.com

(Baca juga: 99+ Kata-kata Motivasi Belajar)

Rindu Ibu

Dengan berselimut kesendirian
Kuterbangun menatap langit langit kamarku
Terlintas di benak sosok engkau
Yang selalu menemaniku menjemput pagi
Yang selalu menemaniku menikmati panasnya sinar matahari
Yang selalu menemaniku menyaksikan bulan dan bintang
Dan kembali mengantarku ke dalam tidur yang panjang

Semua itu kini tak dapat lagi kurasakan
Karena saat ini ku jauh darimu
Mekipun sebenarnya ku tak bisa
Namun ku yakin semua itu akan berakhir

Ibu…
Aku rindu dengan senyummu
Aku rindu dengan kasih sayangmu
Aku rindu dengan belai lembutmu
Aku rindu akan pelukmu
Ku ingin kau tahu itu

Ibu….
Kau selalu ada
Di setiap hembusan nafasku
Di setiap langkah kakiku
Di setiap apa yang ku gapai
Karena kau begitu berarti dalam hidupku

Puisi dari: dosendigital.com

Pengorbanan Seorang Ibu

Ibu Engkau mengandung 9 bulan
Sampai engkau melahirkanku dengan susah payah
Engkau merawatku sampai aku Tumbuh besar
Engkau juga merawatku tanpa pamri
Engkau juga merawatku dengan penuh rasa kasih sayang

Ibu... engkau mengajariku berjalan sampai aku bisa berjalan
Ibu... engkau mengajariku berbicara sampai ku bisa
Ibu... kau bagaikan malaikatku
Di kala aku sedih engkau selalu ada tuk menghiburku

Ibu... aku juga merasa engkaulah pahlawanku
Di setiap aku kesusahan engkau selalu ada untuk membantuku
Ibu... bekerja keras...
Untuk menafkahiku
Ibu... terimakasih atas pengorbananmu
Yang engkau telah memberikan kepadaku
Ibu ku Maafkan aku

Puisi dari: Richard Fernando Putra Bela

Cahaya Cinta Ibu

Ibuku Sayang....
Cintamu adalah cahaya yang menerangi
Setiap kegelapan di dunia fana ini
Kehadiranmu begitu berharga
Bermakna dan berbakti

Ibuku yang baik hati
Tiada hari yang ku jalani
Tampa sedetikpun ku tak mengingatmu
Mengingat segala pengorbananmu
Yang tak lelah merawatku
Yang tak bosan menasehatiku
Yang tak henti menyayangiku di sepanjang usiamu

Terimakasih ibu....
Yang telah menghiasi kehidupanku
Dengan senyum manismu yang menguatkan hatiku
Terimakasih ibuku
Engkau telah menjagaku hingga kini
Terimakasih ibuku...
Engkau selalu ada untukku

Ibuku yang baik...
Maafkan aku, Aku pernah melukai perasaamu
Ibu, Maafkan aku, aku Yang selalu mengecewakanmu
Maafkan aku,.. Anakmu ini

Ibuku yang berhati mulia..
Cahaya cintamu selalu ku nanti
Bahkan hingga aku mati
Dan cintamu kan tetap bersinar di hati
Kekal dan abadi

Puisi dari: Agus Suarsono

Jasa Ibu Yang Tak Terlupakan

Ibu.....
Engkau membimbingku selama satu tahun
Engkau begitu baik kepadaku, Walaupun aku Suka marah dan membantah

Ibu...
Engkau begitu ceria dan rajin dari para guru yang lain

Ibu...
Engkaulah yang pintar, Baik, Ramah, Cantik dan Sopan

Ibu....
Jika aku berbuat salah, Mohon Maafkan aku
Karna aku cuma kesal, aku salah dan kilaf

Ibu...
Jika Aku lagi sedih, Engkau menghibur aku
Kalau aku lagi kesal, Engkau menghiburku

Ibu...
Terimakasih Atas Jasa-jasamu
Jika aku masih sempat bertemu dengan mu
Aku sangat ingin memelukmu

Puisi dari: Patma

Do'a Untuk Ibu

Aku tak tahu apa yang harus ku lakukan tanpa dia
Dia yang selalu mengerti aku
Dia yang tak pernah letih menasehatiku
Dia yang selalu menemani aku

Dialah ibu...
Orang yang selalu menjagaku
Tanpa dia aku merasa hampa hidup di dunia ini
Tanpanya aku bukanlah Apa-apa

Aku hanyalah manusia lemah
Yang membutuhkan kekuatan
Kekuatan cinta kasih sayang ibu
Kekuatan yang lebih dari apapun

Engkau sangat berharga bagiku
Walaupun engkau selalu Marah padaku
Aku tahu...
Itu bentuk perhatian darimu
Itu menandakan kau peduli denganku

Ya Allah.. Ya Tuhanku...
Berikanlah kesehatan kepada ibuku
Panjangkanlah umurnya
Aku ingin membahagiakanya
Sebelum aku.. Atau dia tiada

Terimakasih ibu...
Atas apa yang telah engkau berikan padaku
Aku akan selalu Menyayangimu

Puisi dari: Mutia Fitriyani

Ibu

Aku begitu mencintaimu
Aku begitu merindukanmu
Kau begitu indah dan sempurna di mataku

Pengorbananmu begitu tulus
Hingga aku sulit untuk membalasnya
Do'a ku selalu ku panjatkan untuk mu
Kasih sayangmu begitu besar

Pelukanmu begitu hangat
Hingga aku selalu terjaga dalam tidurku

Ibu... Aku rindu kepadamu
Aku rindu saat kau membuaiku
Dengan rasa kasih dan sayang
Ya Allah,, Ya tuhanku
Jagalah ibuku di Sisimu
Dan biarkanlah dia merasakan Surgamu

Ibu.. Apakahkau mendengar jeritan ku ini
Jeritan anakmu yang merindukanmu
Ibu.. Berikan ketegaran tuk anakmu ini
Agar anakmu bisa tersenyum
Seperti senyumanmu yang tulus.

Puisi dari: Ade Yulianti

Seorang Anak Untuk Ibu

Aku berngkat untuk membantai lawan
Untuk berjuang dalam pertempuran
Aku berangkat, Ibu, Lihatlah aku pergi
Do'a kanlah agar aku berhasil

Sayap-sayapku sudah tumbuh, Dan ingin terbang
Merebut kemenangan di manapun adanya
Aku akan pergi ibu, Janganlah menangis
Biarku cari jalanku sendiri

Aku ingin melihat, Menyentuh, dan mendengar
Meskipun adanya bahya, Juga rasa takut
Aku akan tersenyum dan menghapus air mata
Biar ku utarakan pikiranku

Aku pergi mencari duniaku
Cita-citaku
Memahat tempaku
Menjahit kainku
Ingatlah saat aku melayari sungaiku
Aku mencintaimu, Di sepanjang jalanku

Puisi dari: Anonym

(Baca juga: 99+ Kata-kata Motivasi Islami)

Bunga

Aku pilih mati !
Jika bunga tetap menangis
Karena tiap-tiap tetesannya luka dalam jiwaku

Aku pilih mati !
Buratan benang kusam jalannya terlampau terbatas
Kala itu menghendaki aku bunuh sang waktu

Aku pilih mati !
Sebagai aku kupu-kupu yang tak bersayap
Bagi aku yang tak terbang cerahkan kelopaknya

Aku marah !
Jika keasingan merengut senyum bunga
Sangat teriris…

Aku tak pilih mati !
Sinar doa-doanya selimuti malamku
Begitu banyak harapan mimpi bunga padaku

Aku bakal berdiam diri
Dengarkan sepoi angin berasal dari dirinya
Menyongsong tajam sorot mata tuanya

Aku tak boleh mati !
Mendahului bunga
Itu pintanya

Puisi dari: Ellen Erviandani

Hati yang Tersisa

Di bayang matamu yang sayu
Tersimpan sejuta rahasia
Penuh misteri
Yang tetap belum terjawab

Di garis dahimu
Tersirat banyak pertanyaan
Begitu sesaknya
Sehingga engkau perlu tertunduk

Kokoh rahangmu
Menopang saratnya beban persoalan
Begitu kerasnya
Hingga engkau oleng dibuatnya

Mencoba bertahan
Menyatukan tulang-tulang renta
Menjalin kulit-kulit keriput
Menjemput asa yang tlah kusut

Berusaha selalu berdiri
Berpegang terhadap impuls yang tlah berkarat
Berusaha selalu memberi
Walau yang tersisa tinggal HATI

Puisi dari: Eko Supriyono

Maafkan Aku Ibu

Akulah sang pengukir mimpi
Yang menghendaki pergi berasal dari sunyi
Yang hanyut oleh gelisah
Dan ditelan rasa bersalah
Ibu, kaulah matahariku
Terang dalam gelapku

Kau tuntun aku di jalur berliku
Yang penuh oleh batu
Ucapanmu bagaikan kamus hidupku
Aku berteduh dalam naungan do’amu
Memohon ampunan darimu

Karena ridho Allah adalah ridhomu
Aku senang memilikimu Ibu
Karena engkau sinar hidupku
Kaulah kunci berasal dari kesuksesanku
Ibu, maafkan aku

Puisi dari: romadecade.org

Aku Pasti Datang

Ibu..
Lautan udah ku seberangi
Rantau udah ku perjauh
Aku di sini dan kau di sana
Kita tetap berpijak di bumi yang sama
Namun saat ini siangku adalah malammu
Dan malamku, siang bagimu

Ibu..
Bagaimana kabarmu?
Masihkah kau menungguku?
Berharap aku hadir isi hari-harimu yang sepi
Menemanimu saksikan dan makan gado-gado kesukaanmu

Ibu..
Begitu banyak perihal yang kurindukan bersamamu
Begitu banyak kisah yang menghendaki kuceritakan
Tapi tidak sekarang
Tidak sebelum akan aku mampu ulang ke tempat itu

Ibu..
Bersabarlah sedikit lagi
Demi aku, demi kita
Aku tau kau lelah
Aku tau kau hampir menyerah
Tapi percayalah ibu, aku pasti datang..

Puisi dari: Nina Yusuf

Kehebatan Ibu

Ketika ku tak bisa berjalan
Ketika ku tidak bisa berbicara
Manusia pertama kali yang menemanimu adalah ibu
Yang selalu tersedia saat kau Sedih, senang dan susah
ketika anda mulai membesar
Kau bisa sadar hidup

Betapa sulitnya pernah pas ibumu melahirkanmu
Keringat bercucuran mulai jatuh
Dan saat ibumu melahirkanmu, ayahmu selalu menemani Ibu
Dan ayahmu berkata “Yang kuat"

Bayangkan dan bayangkan saat ini kau tumbuh menjadi makhluk normal
Masih banyak seorang ibu yang inginkan melahirkan anaknya normal
Tapi tersedia seorang ibu yang perlu mendapat kan ujian anak yang tidak normal
Sebagai manusia sosial kita perlu saling bantu dan tolong menolong
Maka,Kita perlu berterimakasih ke Ibu sebab 9 bulan dia mengandung
Tiada lelah yang dirasakannya
Maka saat ini kita perlu balas budi kepada ibu

Ibu I you
You are my everything
because you’re forever in my heart mother.
Thanks you allah and Thanks Mother
Selamanya kau selau di hatiku

Puisi dari: Rifka Nurul Aulia

Ulang Tahun Ibu

Ibu..
Engkau pecahkan kegalauan yang selalu membuatku jatuh..
Engkau bagai penopang raga yang mulai runtuh..
Engkau memberi semua yang kita butuhkan..
tapi kami, saat engkau butuhpun kita belum menyadari..

Ibu..
kau membuang waktumu tanpa lelah untuk kami..
Kau buat kasih sayang itu menjadi normalitas yang sering kita lupakan..
Engkau memberi tanpa kita meminta..
Engkau memberkan siraman kasih yang tidak ada tandingannya..

Ibu..
Andai perasaan ini sepeka hatimu.,.
setegas kasihmu..
Semampu dan selalu tersedia untuk kita anakmu..
kan kurubah segala yang menajadi kesalmu..
kan ku coba merengkuh rasa yang sering kau berikan kepadaku..
Diatas langit yang tak terbatas..
kau topangkan kasihmu tanpa mulai lelah..

Trimakasih Bunda.. terimakasih telah menjagaku sampai dewasa..
Memberikanku semua cinta tanpa putus asa..
dengan cintamu, aku merasakan kapabilitas yang sungguh luar biasa..
Love you Mom, aku gak dapat pernah bisa membalas seperti cinta dan kasih yang telah engkau berikan kepadaku, Sampai kapanpun!

Puisi dari: romadecade.org

Tidak Akan Terganti

Ketika kupandang lekat terhadap sudut matamu
Tersimpan derita yang begitu mendalam
Aku sadar disana banyak tersimpan air mata untuk kita anakmu

Air mata yang telah kita lakukan
Ibu
Kamu selalu berharap kita anakmu yang kan menjadi nomer satu
Namun sering kali kita melawan dan melalaikan perintahmu

Kami selalu membuatmu bersedih
Mulai saat ini aku bertekad untuk menghapus air matamu…
dan menggantinya bersama dengan canda dan tawa

Terima kasih Ibu
Kau takkan pernah tergantikan di di dalam hati kita anakmu

Puisi dari: Nurhalimah Lubis

(Baca juga: 99+ Kata-kata Motivasi Singkat)

Perjuangan Tanpa Banding

Bermula berasal dari kasih sayang tulus…
Lukis semua rasa yang halus…

kini ku mulai cerita…
Saat merintih mencegah dera…
Tiada banding hantamannya…
Bagai terbakar larpa…
Tak perna ia acuhkan jiwa kan tinggalkan raga…

Tak tersedia lukisan betapa menakutkan itu…
Layaknya petir bergemuruh…
Samua daya dan ingin tumpah…
meruah semua gelisah…

Tiada sedetikpun yang mau…
Mau sejenak beri ruang untuk mengeluh…
Raungnya menyayat kalbu…
Tak juga butir-butir peluh…
Tapi badai belum berlalu…

Ia masih dan belum berhenti berperang…
Genggaman tangannya bagai remukkan tulang…
Hanya dia sendiri yang tau…
Jurang yang dapat dia lalu…

Kini…
Rintih pergi…

Dan air sebening salju pun mulai berlinang…
Tak pas rengek meraung lantang…
Cemas melayang hilang…
Karena seonggak daging dan gumpalan darah telah datang…
Datang bagai bintang…

Kumandang asma illahi terdengar memenuhi tiap tiap segi ruang…
Lahir la buah cinta yang beri terang

Puisi dari: Ary Gembel

Puisi Seorang Anak Untuk Ibu

Aku berangkat saat ini untuk membantai lawan..
Untuk berjuang di dalam pertempuran..
Aku berangkat, Bu, dengarlah aku pergi..
Doakanlah sehingga aku berhasil..

Sayapku telah tumbuh, aku inginkan terbang..
Merebut kemenangan di mana pun adanya..
Aku dapat pergi, Bu, janganlah menangis..
Biar kucari jalanku sendiri..

Aku inginkan melihat, menyentuh, dan mendengar..
Meskipun tersedia bahaya, tersedia rasa takut..
Aku dapat tersenyum dan menghapus air mata..
Biar kuutarakan pikiranku..

Aku pergi mencari duniaku, cita-citaku..
Memahat tempatku, menjahit kainku..
Ingatlah, pas aku melayari sungaiku..
Aku mencintaimu, di selama jalanku.

Puisi dari: romadecade.org

Sajak Ibu

Ibu pernah mengusirku minggat dari rumah
Tetapi menangis ketika aku susah

Ibu takbisa memejamkan mata
Bila adikku tak bisa tidur karena lapar

Ibu akan marah besar
Bila kami merebut jatah makan yang bukan hak kami

Ibuku memberi pelajaran keadilan dengan kasih sayang
Ketabahan ibuku
Mengubah rasa sayur murah menjadi sedap

Ibu menangis ketika aku mendapat susah
Ibu menangis ketika aku bahagia
Ibu menangis ketika adikku mencuri sepeda
Ibu menangis ketika adikku keluar penjara
Ibu adalah hati yang rela menerima

Selalu disakiti oleh anak-anaknya
Penuh maaf dan ampun
Kasih sayang Ibu adalah kilau sinar kegaiban Tuhan
Membangkitkan haru insandengan kebijakan
Ibu mengenalkan aku kepada Tuhan

Puisi dari: Wiji Thukul

Ibu

Ibu adalah segalanya, dialah penghibur di dalam kesedihan

Pemberi harapan di dalam penderitaan, dan pemberi kekuatan di dalam kelemahan
Dialah sumber cinta, belas kasihan, simpati dan pengampunan
Manusia yang kehilangan ibunya berarti kehilangan jiwa sejati yang memberi berkat dan menjaganya tanpa henti
Segala sesuatu di alam ini melukiskan tentang susuk Ibu

Matahari ada lah ibu dari planet bumi yang memberikan makanannya dengan pancaran panasnya
Matahari tak pernah meninggalkan alam semesta pada malam hari sampai matahari meminta bumi untuk tidur sejenak di dalam nyanyian lautan dan siulan burung- burung dan anak-anak sungai
Dan bumi adalah ibu dari pepohonan dan bunga-bungan menjadi ibu yang baik bagi buah-buahan dan biji-bijian Ibu sebagai pembentuk dasar dari seluruh kewujudan dan adalah roh kekal, penuh dengan keindahan dan cinta.

Puisi dari: Khalil Gibran

Jauh Lebih Bermakna

Telah berjuta kata coba kurangkai
Ketika inginnya hati menggambarkan
Lautan tinta telah kuhabiskan
Ketika tangan kotorku inign tuliskan

Sektika, tubuhku mematung pas yang seakan berhenti
Jiwa yang bergejolak mencampur adukan rasa
Aku tak bisa, apa yang sulit dari merangkai kata?
Begitu sulitkan menulis?
Tidak! Ternyata bukan itu

Karena berapa dan sindah apa pun, kata yang kurangkai
Sebanyak apa pun tinta yang kuhabiskan
Kasihmu jauh melebihi itu
Semua tentangmu, jiwa yang suci itu

Sebuah penghargaan yang ingin kuberikan
Walau jauh berbanding bersama dengan tulusnya kasihmu itu
Apalah makna sebuah kronologis kata ini
Kasihmu itu jauh lebih bermakna

Karena engkau, aku mengerti hidup ini
Kau itu bagaikan mentari
Kau yang menyinari siangku
Dan memberikan sinarmu terhadap bulan untuk menerangi malamku

Aku menyayangimu, Ibu…

Puisi dari: Taufiq Ridho

Mata Air Cinta

Ibu…
Memelukmu adalah kenyamananku
Melukis senyummu adalah keinginanku
Mencintaimu sudah tentu kewajibanku

Namun terkadang
Melawanmu menjadi kebiasaanku
Bahkan aku menyiakanmu
Dan melupakanmu sebagai seorang ibu
Tanpa kusadari begitu teririsnya hatimu

Harusnya aku menjadi pelindung
Bukan menjadi anak yang tak tahu untung
Harusnya aku menjadi anak yang penurut
Bukan menjadi anak yang banyak menuntut

Aku masih sangat ingat
Ketika tak ada biaya tuk berangkat
Dari kampung menuju perkotaan yang padat
Waktu itu hujan begitu lebat

Kakimu kau paksa menapak
Hanya bermodal payung rusak
Ibu menjelajah rumah ke rumah dengan terisak

Tak peduli petir menyambar
Ibu tetap berjalan dengan sabar
Meski tubuhmu sudah ebrgetar
Ibu masih mengetuk pintuk warga sekitar

Terima kasih Sang Pencipta
Kau beri seorang wanita tangguh
Yang selalu mengusap air mata
Ketika kudilanda derita
Yang punya hari sebening permata
Dan yang menjadi mata air cinta

Puisi dari: Boby Julianto Siallagon

Pulanglah Ibu

Tubuhmu kaku
Matamu kaku
Mulutmu Membisu
Nafasmu terhenti sudah

Aku tahu
Ibu telah pergi ke alam sana
Yang tak pernah ada dalam bayanganku
Juga kudengar bisikan

Oh ibu
Tak lama ibu telah terkubur di tanah merah
Hanya sendiri
Dukau ibu pasti tau menjelar sekujur tubuh
Biarlah ibu pulang dengan tenang

Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarahi
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai

Ibu
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melwan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah

Ibu
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecera
Di bangun di malam sepi lalu bermunajat

Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia obati dengan penawar dan semangat
Dan bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan

Namun, tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu

Ibu
Aku sayang padamu
Tuhanku, aku mohon padaMu
Sejahterakanlah dia, selamanya

Puisi dari: Anonim

(Baca juga: 999+ Kata-kata Untuk Ibu yang sangat Mengharukan)

Penutup

Demikianlah artikel puisi tentang ibu yang saya bagikan kali ini. Puisi-puisi tersebut diambil dari berbagai sumber dan tentu saya tidak lupa untuk mencantumkan sumbernya.

Sayangilah ibu selagi masih ada dan jangan sampai Anda menyia-nyiakannya.

Terima kasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel